Fodim bersama Ikatan Alumni Unika Atma Jaya mengadakan seminar bertemakan “Gender Equality in Pop Culture” bersama dengan Andina Dwifatma, Sugar Nadia dan Hikmat Darmawan sebagai narasumbernya (18/11/2022). Dalam seminar ini, mereka membahas banyak hal mulai dari apa itu gender equality versi mereka masing masing sampai pemahaman gender equality dalam budaya pop. Pembahasan dan topik yang diangkat sangat menarik sehingga banyak partisipan yang hadir untuk ikut mendengarkan diskusi tersebut.
Selama ini, gender equality selalu digemburkan agar wanita bisa setara dengan laki-laki. Namun, ternyata maknanya lebih dari itu dan tidak seperti apa yang dipikirkan banyak orang. Gender equality adalah penyetaraan untuk semua gender sebagai manusia dalam kesempatan dan hak maupun akses dan pola pikir yang sama. Seperti yang kita ketahui, lumrahnya orang-orang hanya mengetahui bahwa di dunia ini hanya ada gender laki-laki dan perempuan. Namun, bapak Hikmat Darmawan memberikan penjelasan bahwa ada suatu tradisi yang mengatakan bahwa di dunia ini terdiri dari 7 gender. Kesetaraan gender merupakan kunci utama dalam demokrasi walaupun pada setiap masa memiliki persoalan gender equality yang berbeda beda.
Budaya pop dianggap penting karena nilainya melekat kepada masyarakat. Namun, pop culture (budaya pop) masih sering meremehkan peran dari kaum perempuan, misalnya seperti beberapa film yang menggunakan perempuan sebagai objek kepuasan laki-laki. Tetapi, saat ini gender equality sudah banyak disuarakan dan hasilnya cukup menyadarkan banyak masyarakat tentang kesetaraan gender.
Salah satunya adalah adanya kesetaraan gender pada dunia periklanan. Sebelumnya, model laki-laki lebih sering tampil dibandingkan perempuan. Contohnya, dalam iklan mie instan sang ibu lah yang memasak sedangkan sosok ayah hanya menunggu di meja makan. Sekarang kesetaraan gender dalam periklanan mulai terlihat dengan adanya adegan-adegan seperti peran ayah yang membantu ibu memandikan sang anak atau semacamnya.
Ditinjau dari data Film Festival Indonesia, tercatat bahwa terdapat 72 pemeran perempuan yang sudah meraih piala citra. Namun, ternyata sepanjang sejarah masih banyak pula yang kurang mencatat mengenai pemeran film perempuan. Saat ini, pemeran film perempuan di Indonesia cukup memberi warna yang sangat besar di dunia perfilman Tanah air, walaupun jika dibandingkan masih belum setara jumlahnya dengan pemeran laki laki. Oleh sebab itu, gender equality perlu diperhatikan dalam budaya pop Indonesia, sehingga kaum perempuan juga dapat memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki, untuk lebih sering tampil di layar besar.
Akhir kata, kami dari panitia FID mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta diskusi dan sampai jumpa di acara-acara Fodim selanjutnya.
Recent Comments